PenjelasanMertua Nabi Musa Menurut Hadist Tidak hanya di Alquran, ada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Syuaib adalah seorang Nabi dari Arab, yang menggunakan bahasa Arab. Sementara itu, Nabi Musa merupakan keturunan Bani Israil yang menggunakan bahasa Ibrani. KisahNabi Musa: Siapakah Mertua Nabi Musa alaihissalam? - Poster Dakwah Yufid TVKita sering mendengar kisah Nabi Musa as di pengajian, membaca cerita tentan KarenaMusa berasal dari Bani Israil yang bahasanya bukan bahasa arab. Dari keterangan di atas, ada beberapa hal mendekati yang bisa kita simpulkan, [1] Ada kesamaan nama daerah antara tempat dakwah Nabi Syuaib dengan mertuanya Musa, yaitu Madyan [2] Mertua Nabi Musa adalah orang tua di Madyan, dan beliau bukan Nabi Syuaib. Tolongjelaskan siapa nama ibu nabi musa alaihissalam? Siapa nama ayah dan ibu nabi musa ? Sedangkan saudara perempuan nabi musa bernama maryam binti imran, sama seperti nama maryam ibu nabi isa. Dari artikel di atas kita bisa mengetahui bahwa nama ibu nabi musa adalah yukabad dan bagaimana perjuangan dan cinta beliau kepada anaknya Musamenyetujuinya, lalu kisah cinta Nabi Musa alaihissalam dan sang istri berlanjut dengan diliputi kebahagiaan. Sesudah terpenuhi janjinya tinggal bersama mertua, Nabi Musa mengajak istri dan anak-anaknya pulang ke kampung halaman di mana ia kemudian mendapatkan wahyu pertamanya. KisahNabi Musa Dari Lahir Hingga wafat Lengkap Diantara nabi-nabi Allah yang wajib di imani adalah nabi Musa As. Rohil binti Laabaan seorang wanita mulia suaminya ad. Lahir dari seorang ibu yang bernama Yukhabad. Adapun ayah Nabi Musa ialah Imran. Beliau bersabda Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Khadijah Fatimah Maryam putri Imran dan Asiyah istri Firaun. Preview this quiz on Quizizz. 2383s7. Identifikasi ayah mertua Musa yang bernama Yitro muncul pertama kalinya dalam Keluaran 31, “Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro yiTrô, mertuanya, imam di Midian….”. Musa kawin dengan salah satu putri Yitro, yaitu Zipora. Namun dalam pasal sebelumnya, yaitu di pasal 2, imam di Midian sekaligus ayah Zipora bernama Rehuel ay. 18. Di Kel 221 LAI menyertakan nama Rehuel, sedangkan di dalam versi Masoret Teks-nya, nama Rehuel tidak ada, hanya memakai bentuk orang ketiga tunggal maskulin he. Walaupun demikian, identifikasi Yitro sebagai mertua Musa sangat banyak dicatat, misalnya di Keluaran 418; 181,2,5,6,12. Tidak berhenti sampai sana, Bilangan 1029 juga mencatat, “Lalu berkatalah Musa kepada Hobab anak Rehuel orang Midian, mertua Musa…” Dapat disimpulkan bahwa Hobab adalah anak laki-laki dari Rehuel, mertua Musa, yang juga berarti Hobab adalah saudara ipar Musa atau saudara laki-laki dari Zipora. Namun yang agak mengherankan adalah Hobab, anak Rehuel itu disebut sebagai orang Keni di Hakim-hakim 116 dan 411, padahal Hobab seharusnya adalah orang Midian seperti ayahnya, Rehuel. Dan yang lebih membingungkan adalah dalam Hakim 411 versi Masoret Teks, Hobab disebut dengan mertua Musa’ walaupun LAI langsung menuliskan dan menginterpretasikan bahwa Hobab adalah ipar Musa. Bagaimanakah mengharmonisasikan semua ini? Yitro atau Rehuel atau Hobab? Dari kisah yang dipaparkan dalam Keluaran dan Hakim-hakim, Yitro dan Hobab adalah 2 orang yang berbeda. Yitro adalah laki-laki tua dengan 7 anak perempuan ketika Musa masuk di Midian. Yitro jugalah yang memberikan nasehat yang bijak kepada Musa tentang masalah kepemimpinan yang dihadapi Musa. Sedangkan dalam Bilangan 10, Hobab digambarkan seperti laki-laki muda yang masih sanggup memimpin perjalanan di padang gurun. Dengan demikian, bagaimana memahami Hakim-hakim 411 yang menyatakan Hobab, ….mertua Musa’? Istilah Hötën yang berasal dari akar kata HTn dapat berarti saudara/kerabat berdasarkan hubungan perkawinan’. Kata HTn bisa dipahami sebagai ayah mertua, saudara ipar atau anak mantu’ Kej. 1914 anak mantu’; Hakim 194,7,9 mertua’. Dalam Hakim –hakim 116 dan 411, HTn berarti saudara ipar’. Jadi Hobab adalah saudara ipar Musa dan dalam hal ini LAI sangat tepat menerjemahkan ipar’. Yitro dan Rehuel dipahami sebagai orang yang sama. Pernyataan bahwa Yitro adalah mertua Musa memang banyak muncul Keluaran 418; 181,2,5,6,12, namun pernyataan langsung bahwa Rehuel adalah mertua Musa tidak tercatat langsung namun implisit dinyatakan di Kel 216-18. Yitro adalah nama diri sedangkan Rehuel adalah nama kaum atau marga. Dalam konteks masyarakat yang nomaden saat itu, pemakaian nama seseorang berdasarkan nama ayah atau mengikuti garis patrilineal merupakan sesuatu yang umum di masyarakat Timur Dekat Kuno. Ketika dikatakan Hobab, anak Rehuel Bil. 1029, maka Hobab sedang ditampilkan sebagai keturunan dari kaum atau marga Rehuel. Hal ini wajar terjadi dan sebagai pembandingnya, berikut bebeberapa contoh pemakaian nama kaum atau marga Akhan kadang disebut Akhan bin Zerah’, padahal Zerah bukan ayah Akhan; ayah Akhan adalah Karmi. Jadi Zerah adalah nama marga atau kaum dari Akhan. Yosua 724 Kemudian Yosua, beserta seluruh Israel mengambil Akhan bin Zerah, dan perak, jubah dan emas sebatang itu, anak-anaknya yang laki-laki dan perempuan, lembunya, keledainya dan kambing dombanya, kemahnya dan segala kepunyaannya, lalu semuanya itu dibawa ke lembah Akhor. Yosua 71 Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Yosua 718 Ketika disuruhnya keluarga orang itu tampil ke muka, seorang demi seorang, maka didapatilah Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda. Ada juga kisah Laban. Dalam Masoret Teks Kej. 295 dikatakan Laban adalah Ben’ anak laki-laki dari Nahor namun LAI langsung menerjemahkan Laban adalah cucu Nahor’. Padahal dalam Kej. 2415 jelas dinyatakan bahwa Laban adalah anak Betuel, cucu Nahor seharusnya Laban adalah Ben’ dari Betuel. Maka ketika dikatakan Laban, anak Nahor’, yang muncul seharusnya adalah pemahaman bahwa Laban adalah keturunan dari kaum atau marga Nahor. Intinya adalah, pemakaian nama Yitro sebagai nama diri atau Rehuel sebagai nama kaum atau marga dalam dunia Alkitab kuno adalah hal yang lumrah terjadi saat itu. Orang Midian atau Orang Keni? Dalam penjelasan sebelumnya telah dipaparkan bahwa Hobab adalah anak Yitro atau Rehuel, seorang imam Midian. Namun Hakim-hakim 116 dan 411 menyebutkan bahwa Hobab adalah orang Keni. Hakim 116 Keturunan Hobab, ipar Musa, orang Keni itu, maju bersama-sama dengan bani Yehuda dari kota pohon korma ke padang gurun Yehuda di Tanah Negeb dekat Arad; lalu mereka menetap di antara penduduk di sana. Hakim 411 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab, ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh. Sehubungan dengan orang Keni, ada beberapa hal yang perlu dipahami. Pertama, Keni tidak merujuk 100% pada sebuah etnis; Keni lebih mengarah pada sebuah nama atau julukan. Berasal dari Kain, orang Keni identik dengan etnis yang mayoritas bermata pencaharian sebagai tukang tembaga atau tukang besi Kej 422. Bapa leluhur orang Keni adalah Kain baca Kejadian 417-22. Identifikasi orang Keni dan Kain sebagai leluhurnya nampak di Bilangan 2421-22 Ay. 21 Ketika ia melihat orang Keni, diucapkannyalah sanjaknya, katanya "Kokoh tempat kediamanmu, tertaruh di atas bukit batu sarangmu Ay. 22 namun orang Keni Masoret Teks tidak memakai orang Keni’ melainkan Kain’ akan hapus; berapa lama lagi maka Asyur akan menawan engkau?" Kedua, Midian bukan sebuah etnis tunggal, melainkan merupakan gabungan dari beberapa suku termasuk di dalamnya orang Keni ini sebagai bagian dari etnis tertua bangsa Midian. Sebagai contoh yang jelas adalah nama Henokh yang berasal dari keturunan Kain Keni dalam Kej. 417, namun nama Henokh juga bisa berasal dari keturunan Midian Kej. 254. Dengan demikian ketika dikatakan bahwa keluarga Yitro adalah orang Midian, hal itu memang benar. Dan ketika salah seorang anaknya, yaitu Hobab, disebut sebagai orang Keni, hal itu juga benar. Kaum kecil mereka adalah orang Keni entah apakah kelurga besar Yitro adalah tukang tembaga atau besi, tidak bisa dipastikan, namun etnis mayor Yitro adalah orang Midian. Ketika Yitro dan keluarga besarnya disebut sebagai orang Keni maupun orang Midian, kedua-duanya adalah benar. NK_P Adakah Nabi Syuib Bapa Mertua Kepada Nabi Musa ? Adalah satu kenyataan umum bahawa Nabi Musa adalah menantu Nabi Syuib Al Quran menceritakan selepas Nabi Musa cuba meleraikan satu pergaduhan, secara tidak senaja beliau telah membunuh seorang bangsa Mesir. Kerana ketakutan dihukum oleh Firaun beliau telah melarikan diri ke Madyan.[1] 21. Musa pun keluarlah dari negeri itu dalam keadaan cemas sambil memerhatikan berita mengenai dirinya serta berdoa dengan berkata “Wahai Tuhanku, selamatkanlah daku dari kaum yang zalim “. 22. dan setelah ia meninggalkan Mesir dalam perjalanan menuju ke negeri Madyan, berdoalah ia dengan berkata “Mudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan yang benar kepadaku,”. 23. dan ketika dia sampai di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan orang-orang lelaki sedang memberi minum binatang ternak masing-masing, dan ia juga dapati di sebelah mereka dua perempuan yang sedang menahan kambing-kambingnya. Dia bertanya “Apa hal kamu berdua?” mereka menjawab “Kami tidak memberi minum kambing-kambing kami sehingga pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing; dan bapa kami seorang yang terlalu tua umurnya “. Al Qashash 21-23 25. kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkata” sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami”. maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian yang berlaku mengenai dirinya berkatalah orang tua itu kepadanya “Janganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari kaum yang zalim itu “. 26. salah seorang di antara perempuan yang berdua itu berkata “Wahai ayah, ambilah dia memjadi orang upahan mengembala kambing kita, Sesungguhnya sebaik-baik orang yang ayah ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah”. 27. bapa perempuan itu berkata kepada Musa “Aku hendak mengahwinkanmu dengan salah seorang dari dua anak perempuanku ini, dengan syarat bahawa engkau bekerja denganku selama delapan tahun; Dalam pada itu, jika engkau genapkan menjadi sepuluh tahun, maka yang demikian itu adalah dari kerelaanmu sendiri. dan ingatlah Aku tidak bertujuan hendak menyusahkanmu; engkau akan dapati aku insya Allah, dari orang-orang yang baik layanannya”. 28. Musa menjawab “Perjanjian itu adalah antaraku denganmu tetap dihormati bersama; Yang mana sahaja dari dua tempoh itu yang aku tunaikan, maka janganlah hendaknya aku disalahkan dan Allah jualah menjadi pengawas terhadap apa yang kita katakan itu”. Al Qashash 23-28 Ayah kepada kedua wanita tersebut tidak disebut identitinya oleh Allah. Bagaimanapun beliau telah disebut sebagai Nabi Syuib Untuk membuka minda kita perhatikan nasab keduanya. Ibn Katsir dalam Kisah Para Nabi menulis nasab keduanya seperti berikut; Syuib bin Mikayel bin Yasyjon , pendapat ini mengikut ibnu Ishak. Ada pula mengatakan Syuib bin Yasykhar bin Lawwi bin Yakob. Adapula yang mengatakan Syuib bin Nuwaib bin Aifa bin Madyan bin Ibrahim. Ada pula yang mengatakan ibu atau datuk Nabi Syuib adalah anak perempuan nabi Lut. [2] Musa bin Iram bin Qahats bin Aazar bin Lawwi bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim [3]. Ibn Katsir menyebut dari sumber Ahli Kitab , nabi Musa meninggal dunia pada umur 120 tahun. Dari nasab di atas zaman Syuib adalah lebih dekat kepada Nabi Ibrahim berbanding nabi Musa Syuib adalah keturunan ke 4 atau ke 5 selepas nabi Ibrahim al Khalil . Nabi Musa pula adakah keturunan ke 7 selepas nabi Ibrahim al Khalil. Sayangnya kita tidak mengetahu umur nabi Syuib yang terpat. Saya berkeyakinan atas sebab ini Maulana Abdullah Yusof Ali di dalam Al Quran Karim , Terjemahan Dan Huraian Maksud, tidak bersetuju bapa kedua wanita persebut adalah nabi Syuib Beliau berpendapat Pendapat yang menyamakan baginda Syuib dengan Jethro[4] , ayah mertua nabi Musa , nampaknya tidak mempunyai bukti, dan saya tidak menerimanya …….. jika Syuib adalah keturunan ke empat selepas Ibrahim bermakna Syuib berada pada zaman satu abad selepas nabi Ibrahim …… Bible pula memberitahu Mus berada pada abad ke 4 atau ke 6 selepas Nabi Ibrahim.[5] Kisah nabi Nuh, Hud, Lut, dan Syuib nampaknya tersusun dengan tertib dari susunan masanya …… kalaulah nabi Syuib berada pada keturunan ke 4 selepas Ibrahim maka mustahil pula baginda menjadi se zaman nabi Musa yang datang beberapa abad yang banyak kemudiannya. Kesulitan ini diakui oleh Ibn Katsir dan lain-lain ahli tafsir klasik.[6] Lantaran pendapat Maulana Abdullah Yusof Ali tersebut saya mengutip tulisan Ibn Katsir pada mebicarakan tentang Nabi Musa dan bapa mertuanya[7] Para ahli tafsir berbeza pendapat mengenai siapakah sebenarnya orang tua bapa kepada 2 wanita yang dimaksudkan itu? Sebahagian ahli tafsir berpcndapat bahawa beliau adalan Nabi Syuib .. Pendapat ini yang paling masyhur dan dapat ditcrima. Hasan al–Basri dan Malik bin Anas termasuk di dalamnya. Sebahagian ulama yang lain menjelaskan bahawa Syuib terus hidup lebih lama lagi setelah kehancuran kaumnya. Semasa hidupnya beliau bertcmu dengan masa kehidupan Musa dan beliau menikahkan puterinya dengan Musa Ibnu Abu Hatim dan periwayat lain menyatakan keterangan yang diterima dari Hasan al-Basri bahawa teman orangtua / bapa kepada 2 wanita tersebut itu adalah Syuib. Beliau inilah yang memiliki sumber ayer itu tetapi beliau bukan seorang nabi yang diutus kepada penduduk Madyan. Adapun yang lain pula menyatakan bahawa beliau adalah anak lelaki daripada saudaranya Nabi Syuib Adapun yang lain berkata bahawa beliau adalah seorang mukmin dari kaum Syuib. Ada lagi yang berkata bahawa beliau bernama Yathran. Seorang kahin di Madyan, iaitu orang yang paling pintar di negeri itu. Demikian menurut keterangan Ahli Kitab dalam catatan kitab mercka. lbnu Abbas dan Abu Ubaidah bin Abdullah mengatakan bahawa nama orang tua itu ,ialah Yathran. Abu Ubaidah menambah bahawa dia adalah anak saudara nabi Syuib . Ibnu Abbas menambah bahawa dia adalah penduduk jati Madyan. Demikian pendapat ulama mengenai siapa sebenarnya bapa mertua nabi Musa Sesungguhnya Allah yang maha mengetahuinya. [1] Terletak di selatan Syam. Dekat Telok Aqabah dan ke Timur Semenanjung Sinai. Madyan adalah tanah orang Arab. Negeri kaum Luth dekat dengan negeri Madyan. Madyan adalah nama bagi anak nabi Ibrahim al Khalil. [2] Kisah Para Nabi – Darul Fajr 285 [3] Kisah Para nabi – Darul Fajr 397 [4] Nabi Syuaib juga disebut Jethro berdasarkan versi Injil Kristian. [5] Al Quran Karim , Terjemahan Dan Hurain Maksud – Dewan Bahasa Dan Pustaka 689. Tafsir surah al A’raf 85 [6] Al Quran Karim , Terjemahan Dan Hurain Maksud – Dewan Bahasa Dan Pustaka 696. Tafsir surah al A’raf 93 [7] Kisah Para Nabi – Darul Fajr 414-415 Adakah Nabi Syuib Bapa Mertua Kepada Nabi Musa ? Adalah satu kenyataan umum bahawa Nabi Musa adalah menantu Nabi Syuib Al Quran menceritakan selepas Nabi Musa cuba meleraikan satu pergaduhan, secara tidak senaja beliau telah membunuh seorang bangsa Mesir. Kerana ketakutan dihukum oleh Firaun beliau telah melarikan diri ke Madyan.[i] 21. Musa pun keluarlah dari negeri itu Dalam keadaan cemas sambil memerhatikan berita mengenai dirinya serta berdoa Dengan berkata “Wahai Tuhanku, selamatkanlah daku dari kaum Yang zalim “. 22. dan setelah ia meninggalkan Mesir Dalam perjalanan menuju ke negeri Madyan, berdoalah ia Dengan berkata “Mudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan Yang benar kepadaku,”. 23. dan ketika Dia sampai di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan orang-orang lelaki sedang memberi minum binatang ternak masing-masing, dan ia juga dapati di sebelah mereka dua perempuan Yang sedang menahan kambing-kambingnya. Dia bertanya “Apa hal kamu berdua?” mereka menjawab “Kami tidak memberi minum kambing-kambing kami sehingga pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing; dan bapa Kami seorang Yang terlalu tua umurnya “. Al Qashash 21-23 25. kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya Dengan berjalan Dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkata” sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami”. maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian Yang berlaku mengenai dirinya berkatalah orang tua itu kepadanya “Janganlah Engkau bimbang, Engkau telah Selamat dari kaum Yang zalim itu “. 26. salah seorang di antara perempuan Yang berdua itu berkata “Wahai ayah, ambilah Dia memjadi orang upahan mengembala kambing kita, Sesungguhnya sebaik-baik orang Yang ayah ambil bekerja ialah orang Yang Kuat, lagi amanah”. 27. bapa perempuan itu berkata kepada Musa “Aku hendak mengahwinkanmu Dengan salah seorang dari dua anak perempuanku ini, Dengan syarat Bahawa Engkau bekerja denganku selama delapan tahun; Dalam pada itu, jika Engkau genapkan menjadi sepuluh tahun, maka Yang demikian itu adalah dari kerelaanmu sendiri. dan ingatlah Aku tidak bertujuan hendak menyusahkanmu; Engkau akan dapati Aku insya Allah, dari orang-orang Yang baik layanannya”. 28. Musa menjawab “Perjanjian itu adalah antaraku denganmu tetap dihormati bersama; Yang mana sahaja dari dua tempoh itu Yang Aku tunaikan, maka janganlah hendaknya Aku disalahkan. dan Allah jualah menjadi Pengawas terhadap apa Yang kita katakan itu”. Al Qashash 23-28 Ayah kepada kedua wanita tersebut tidak disebut identitinya oleh Allah. Bagaimanapun beliau telah disebut sebagai Nabi Syuib Untuk membuka minda kita perhatikan nasab keduanya. Ibn Katsir dalam Kisah Para Nabi menulis nasab keduanya seperti berikut; Syuib bin Mikayel bin Yasyjon , pendapat ini mengikut ibnu Ishak. Ada pula mengatakan Syuib bin Yasykhar bin Lawwi bin Yakob. Adapula yang mengatakan Syuib bin Nuwaib bin Aifa bin Madyan bin Ibrahim. Ada pula yang mengatakan ibu atau datuk Nabi Syuib adalah anak perempuan nabi Lut. [ii] Musa bin Iram bin Qahats bin Aazar bin Lawwi bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim [iii]. Ibn Katsir menyebut dari sumber Ahli Kitab , nabi Musa meninggal dunia pada umur 120 tahun. Dari nasab di atas zaman Syuib adalah lebih dekat kepada Nabi Ibrahim berbanding nabi Musa Syuib adalah keturunan ke 4 atau ke 5 selepas nabi Ibrahim al Khalil . Nabi Musa pula adakah keturunan ke 7 selepas nabi Ibrahim al Khalil. Sayangnya kita tidak mengetahu umur nabi Syuib Saya berkeyakinan atas sebab ini Maulana Abdullah Yusof Ali di dalam Al Quran Karim , Terjemahan Dan Huraian Maksud, tidak bersetuju bapa kedua wanita persebut adalah nabi Syuib Beliau berpendapat Pendapat yang menyamakan baginda Syuib dengan Jethro[iv] , ayah mertua nabi Musa , nampaknya tidak mempunyai bukti, dan saya tidak menerimanya …….. jika Syuib adalah keturunan ke empat selepas Ibrahim bermakna Syuib berada pada zaman satu abad selepas nabi Ibrahim …… Bible pula memberitahu Mus berada pada abad ke 4 atau ke 6 selepas Nabi Ibrahim.[v] Kisah nabi Nuh, Hud, Lut, dan Syuib nampaknya tersusun dengan tertib dari susunan masanya …… kalaulah nabi Syuib berada pada keturunan ke 4 selepas Ibrahim maka mustahil pula baginda menjadi se zaman nabi Musa yang datang beberapa abad yang banyak kemudiannya. Kesulitan ini diakui oleh Ibn Katsir dan lain-lain ahli tafsir klasik.[vi] Lantaran pendapat Maulana Abdullah Yusof Ali tersebut saya mengutip tulisan Ibn Katsir pada mebicarakan tentang Nabi Musa dan bapa mertuanya Para ahli tafsir berbeza pendapat mengenai siapakah sebenarnya orang tua bapa kepada 2 wanita yang dimaksudkan itu? Sebahagian ahli tafsir berpcndapat bahawa beliau adalan Nabi Syuib .. Pendapat ini yang paling masyhur dan dapat ditcrima. Hasan al–Basri dan Malik bin Anas termasuk di dalamnya. Sebahagian ulama yang lain menjelaskan bahawa Syuib terus hidup lebih lama lagi setelah kehancuran kaumnya. Semasa hidupnya beliau bertcmu dengan masa kehidupan Musa dan beliau menikahkan puterinya dengan Musa Ibnu Abu Hatim dan periwayat lain menyatakan keterangan yang diterima dari Hasan al-Basri bahawa teman orangtua / bapa kepada 2 wanita tersebut itu adalah Syuib. Beliau inilah yang memiliki sumber ayer itu tetapi beliau bukan seorang nabi yang diutus kepada penduduk Madyan. Adapun yang lain pula menyatakan bahawa beliau adalah anak lelaki daripada saudaranya Nabi Syuib Adapun yang lain berkata bahawa beliau adalah seorang mukmin dari kaum Syuib. Ada lagi yang berkata bahawa beliau bernama Yathran. Seorang kahin di Madyan, iaitu orang yang paling pintar di negeri itu. Demikian menurut keterangan Ahli Kitab dalam catatan kitab mercka. lbnu Abbas dan Abu Ubaidah bin Abdullah mengatakan bahawa nama orang tua itu ,ialah Yathran. Abu Ubaidah menambah bahawa dia adalah anak saudara nabi Syuib . Ibnu Abbas menambah bahawa dia adalah penduduk jati Madyan. Demikian pendapat ulama mengenai siapa sebenarnya bapa mertua nabi Musa Sesungguhnya Allah yang maha mengetahuinya. [i] Terletak di selatan Syam. Dekat Telok Aqabah dan ke Timur Semenanjung Sinai. Madyan adalah tanah orang Arab. Negeri kaum Luth dekat dengan negeri Madyan. Madyan adalah nama bagi anak nabi Ibrahim al Khalil. [ii] Kisah Para Nabi – Darul Fajr 285 [iii] Kisah Para nabi – Darul Fajr 397 [iv] Nabi Syuaib juga disebut Jethro berdasarkan versi Injil Kristian. [v] Al Quran Karim , Terjemahan Dan Hurain Maksud – Dewan Bahasa Dan Pustaka 689. Tafsir surah al A’raf 85 [vi] Al Quran Karim , Terjemahan Dan Hurain Maksud – Dewan Bahasa Dan Pustaka 696. Tafsir surah al A’raf 93 – Membuka mushaf Al Quran secara acak. Tidak menyangka ketemu surah Al Qashas ayat 22-28. Setelah memahami rangkaian ayat-ayat tersebut, ada kisah bagaimana Nabi Musa bertemu jodohnya. Dalam ayat itu Nabi Musa alaihissalam tidak memilih sendiri jodohnya apalagi dijodohkan sebagaimana menimpa sebagian perempuan Indonesia. Jodoh Nabi Musa datang sendiri. Yang ditakdirkan menjadi bapak mertuanya adalah Nabi Syuaib alaihissalam. Orang tua tak perlu malu mencarikan jodoh terbaik bagi putrinya, lihat kisah Nabi Musa alaihissalam saat di negeri Madyan. Mengapa Nabi Syuaib alaihissalam mengambil Musa sebagai menantu? Prof. Dr. Quraish Shihab dalam kajian Tafsir al-Misbah bulan juni 2017, berpendapat Nabi Musa adalah sosok kuat dan terpercaya. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya“. Al Qashas 26 Dari mana putri Nabi Syuaib tahu bahwa Musa kuat dan terpercaya? Musa alaihissalam sosok kuat, ia mampu membantu putri Nabi Syuaib saat kesulitan memberi air minum bagi hewan ternaknya. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan dengan malu-malu, ia berkata “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap kebaikan mu memberi minum ternak kami” Al Qashas 25. Nabi Musa adalah pemuda yang bisa dipercaya saat ia dalam perjalanan menuju ke rumah Nabi Syuaib alaihissalam. Ia tidak berbuat genit, asusila dan cabul terhadap putri Nabi Syuaib. Ingat Musa alaihissalam dalam perjalanan itu, meminta di depan daripada harus dibelakang putri Nabi Syuaib yang bertindak sebagai penunjuk jalan. Terpercaya adalah syarat setelah aspek “kuat”, bagaimana mungkin orang tua menyerahkan putrinya kepada orang tak terpercaya? Bisa celaka di dunia maupun akherat nanti. Bukan ketampanan, justru ciri pria yang memenuhi syarat diambil mantu adalah seperti kisah Nabi Musa di atas. Pejabat pun harus kuat dan terpercaya agar ia bisa memimpin rakyatnya. Seorang suami harus kuat fisiknya, kuat kepribadiannya agar bisa melindungi dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Berkatalah dia Syuaib “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insyaallah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.” QS Al Qashas 27. Perlu diketahui pembaca setia laman Suaramuslimdotnet, kondisi Nabi Musa alaihissalam tidak memiliki pekerjaan, namun Nabi Syuaib alaihissalam jatuh hati kepadanya. Diberilah ia pekerjaan, yang pekerjaan selama 8 tahun itu dianggap Nabi syuaib sebagai maharnya Musa alaihissalam. Prof Quraish Shihab mengingatkan, ini wujud terkabulnya doa Nabi Musa alaihissalam, doa dapat keselamatan, pekerjaan, istri dan perlindungan dari kejaran bala tentara Fir’aun. Beralih kepada Mahar. “Mahar itu adalah sesuatu yang bermanfaat, bisa dalam bentuk pekerjaan,” kata Quraish Shihab. Mahar itu hak perempuan, bukan hak orang tuanya. Di Indonesia terjadi salah kaprah, mahar perempuan, kadang disangkutpautkan dengan orang tuanya. Masih menurut Quraish Shihab, “Mahar itu bukan harga perempuan, mahar itu lambang kesediaan untuk hidup bersama untuk memenuhi kebutuhan pasangan“. Kepada calon mertua, tidak harus berupa emas 1 Kg, mobil asal Italia. Apalagi tanah 1000 hektar. Bisa dengan hafalan Al Quran seperti yang dipraktikkan salah satu menantu dai kondang AA Gym. Wallahu’allam Kontributor Fadh Ahmad Arifan Editor Oki Aryono Ilustrasi Mertua Nabi Musa. Foto pixabayNabi Musa adalah salah satu nabi yang dikaruniai mukjizat luar biasa oleh Allah SWT. Nabi Musa juga merupakan rasul yang diberi gelar ulul azmi dan diamanahkan kitab beberapa kisah Nabi Musa yang diketahui banyak orang seperti perjuangannya melawan Raja Firaun. Namun, belum banyak umat Muslim yang mengetahui kisah keluarga Nabi Musa selain orang menyebutkan bahwa Nabi Syuaib adalah mertua Nabi Musa. Namun, masih ada perbedaan pendapat soal ini. Sebab, dalam Alquran dan hadits dijelaskan bahwa Nabi Syuaib bukanlah mertua Nabi Mertua Nabi Musa. Foto pixabayPenjelasan Mertua Nabi Musa dalam AlquranDalam firman Allah SWT dijelaskan bahwa Nabi Syuaib bukanlah mertua Nabi Musa. Berikut ulasan dari buku Pintar Al-Qur`an oleh Abu Nizhan, jarak waktu antara kaum Nabi Luth yang dibinasakan dengan kaum Nabi Syuaib tidaklah jauh. Allah SWT berfirman dalam surat Hud ayat 87-89قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آَبَاؤُنَا…. وَيَا قَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِنْكُمْ بِبَعِيدٍArtinya “Mereka berkata “Hai Syuaib, apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami… Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum shaleh, sedang kaum Luth tidak jauh waktunya dari kamu.”Diketahui bahwa kaum Nabi Luth hidup semasa dengan Nabi Ibrahim dan berdekatan dengan masa Nabi Syuaib. Dibuktikan dengan peristiwa ketika malaikat yang diutus menghancurkan kaum Luth, sebelum mendatangi Nabi Luth, mereka mendatangi Nabi Ibrahim. Sementara Nabi Musa sendiri adalah keturunan Bani Israil, jauh dari zaman Nabi dari buku Potret Kehidupan Dasar Santri karya Abd. Muqit, Nabi Syuaib hidup sekitar tahun 1600 SM- 1500 SM, sedangkan Nabi Musa hidup sekitar tahun 1527 SM-1407 SM. Secara perhitungan waktu, Nabi Syuaib lebih dekat masa hidupnya dengan Nabi Luth dan Nabi Ibrahim ketimbang Nabi Musa. Ilustrasi Mertua Nabi Musa. Foto pixabayPenjelasan Mertua Nabi Musa Menurut HadistTidak hanya di Alquran, ada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Syuaib adalah seorang Nabi dari Arab, yang menggunakan bahasa Arab. Sementara itu, Nabi Musa merupakan keturunan Bani Israil yang menggunakan bahasa مِنَ العَرَبِ هُودٌ وَصَالِح وَشُعَيب وَنَبِيُّكَ يَا أَبَا ذَرّArtinya “Ada 4 nabi dari arab, yaitu Hud, Shaleh, Syuaib, dan nabimu ini, wahai Abu Dzar." HR. Ibnu Hibban dihasankan oleh al-Hafidz Ibnu Katsir. Kompas TV cerita ramadan risalah Selasa, 12 April 2022 1511 WIB Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis adalah tanah yang disucikan oleh tiga agama samawi yaitu , Yahudi, dan Kristen. Nabi Musa diutus untuk mendakwah kepada kaum Yahudi. Sumber Unsplash/Sander Crombach JAKARTA, - Nabi Musa 'alaihissalam tercantum dalam 25 nama-nama Nabi yang disebutkan di dalam Al-Qur'an. Berdasarkan urutan, beliau berada di urutan ke-15. Beliau adalah satau Nabi yang diutus Allah kepada kaum Yahudi. Di antara watak yang dimiliki Nabi Musa, beliau merupakan sosok yang sangat spontan ketika bertemu dan memperlakukan orang lain. Lalu, ada kisah menarik tentang Nabi Musa dan malaikat maut sebagaimana dikutip dari laman resmi NU. Kisah ini dituliskan dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah. Dalam hadits tersebut disampaikan bahwa Allah SWT telah mengutus malaikat maut kepada Nabi Musa dalam wujud seorang pria. Dia meminta Nabi untuk memenuhi panggilan-Nya. Melalui malaikat, Allah juga menyampaikan bahwa ajalnya sudah dekat dan saat kematiannya akan segera tiba. Namun, sebagai sosok yang tegas, tidaklah mengerankan jika begitu didatangi malaikat, Nabi Musa langsung menampar wajah malaikat tersebut hingga matanya terpecah. Baca juga Kisah Umar bin Khattab Cium Istri saat Puasa Ramadan Maksudnya mata di sini adalah mata malaikat yang kala itu datang dalam wujud seorang pria. Sebab, jika bukan dalam wujud manusia, pasti Nabi tidak akan bisa menamparnya. Mendapat tamparan dari Nabi Musa, malaikat maut pun kembali kepada Allah dan mengadukan hal itu. Kemudian, Allah segera mengembalikan penglihatannya dan memerintah untuk kembali menemui Nabi Musa guna meminta meletakkan tangannya di atas punggung sapi jantan. Ia menghitung bulu-bulu sapi yang tertutup tangannya. Setiap bulu yang tertutup dihitungnya sebagai tambahan usia satu tahun. Walhasil, tambahan usianya sebanyak bulu sapi yang tertutup tersebut. Halaman Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA

mertua nabi musa alaihissalam adalah nabi